20110613

Puisi Terakhir Soe Hok Gie


puisi yang dijumpai semasa melilau-lilau tanpa arah tujuan.
jadi ini cerita mengenai seorang pejuang pena (mungkin) di indonesia pada era 50-an.
kalau nak tahu lebih lanjut, sila google sendiri sebab saya malas.

antara puisi terbaik yang pernah saya dengar.
rasanya perasaan cemburu itu perlu tambahan lagi bila dengar deklamasi nicholas saputra dengan suara yang memang dilahirkan untuk berpuisi.
ya, dia bukan saja kacak. (itu penting)

lunak, dibuai-buai...(?)




ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke Mekah.
ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di Miraza.


tapi aku ingin habiskan waktuku di sisimu, sayangku.
bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu.
atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mendala wangi.



ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di Danang.
ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra.


tapi aku ingin mati di sisimu, manisku.

setelah kita bosan hidup dan terus tertanya-tanya.
tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tahu.



mari sini sayangku.
kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku
tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung.

kita tak pernah menanamkan apa-apa, kita tak 'kan pernah kehilangan apa-apa.

nasib terbaik adalah tidak pernah dilahirkan.
yang kedua, dilahirkan tapi mati muda.
dan yang tersial adalah berumur tua.

berbahagialah mereka yang mati muda.


makhluk kecil,
kembalilah dari tiada ke tiada.
berbahagialah dalam ketiadaanmu.



--Soe Hok Gie

Catatan Seorang Demonstran